*SECRET LOVE
NERINDA
AMALIA atau yang kerap di sapa Nerin ini tengah duduk di depan kelasnya dan
ditemani oleh para sahabatnya. Mereka bersorak ria sambil terus menonton
tournament basket yang tengah berlangsung.
Semua sahabat Nerin terlihat begitu antusias menonton pertandingan itu,
bukan karna mereka menyukai jenis olahraga ini, bukan juga karna mereka pandai
bermain basket melainkan kerena mereka kagum pada salah satu pemainnya yaitu
Akmal. Namun berbeda dengan Nerin yang sama sekali tak kagum pada Akmal, dia
ada disini karena ikut serta menemani teman-temannya itu. Dia tak ingin membuat
sahabatnya kecewa karna dia tak ikut menonton pertandingan kali ini.
“em..aku ke toilet bentar ya,…” pamit Nerin pada
sahabatnya. Mereka hanya mengangguk tanpa menoleh sedikitpun kearah Nerin.
Kalau udah liat Akmal pasti aku dilupain ! hm..,gumam Nerin selintas.
Sebenarnya
bukan toilet lah tujuan Nerin, melainkan hanya jalan-jalan menyusuri koridor
sekolahnya untuk sedikit menenangkan dirinya. setelah kejadian kemaren sore,
Nerin merasa sangat bersalah pada Ello. Karena dia telah berhasil membuat
penantian Ello sia-sia. Nerin tak menerima cinta Ello, karena dia tak ingin
memberikan cinta palsu untuk Elo. Tiba-tiba Nerin merasa ada yang aneh pada
telinganya, sepertinya salah satu antingnya terjatuh. Setelah menyadari akan
semua itu Nerin berkeliling untuk mencari antingnya di sekitar Green House.
Tiba-tiba seorang lelaki yang seumuran dengannya menghampirinya sembari
menunjukkan sebelah anting Nerin yang hilang tadi.
“ini anting kamu kan ?” tanyanya. Nerin mengangguk,
dia begitu tercengang ketika melihat lelaki yang dihadapannya itu adalah cinta pertamanya yang
bertepuk sebelah tangan begitupun cowok itu juga tercengang melihat Nerin.
Mereka terlibat dalam aksi saling pandang. Setelah itu mereka terlibat dalam
obrolan kecil. Saat mereka tengah asyik mengobrol, seseorang memanggil Nerin
dengan nyaringnya. Mendengar teriakan itu, Nerin pun dengan cepat menoleh ke
arah sumber suara. Gadis yang memanggil Nerin lari ke arah mereka (Nerin dan
Fian) dengan nafas yang tak beraturan.Dengan cepat Tasya menarik tangan Nerin
dan membawanya pergi dari situ.
“aduh Tasya apa-apaan sih ? sakit tau kamu tarik-tarik
kayak gitu” ujar Nerin kesal
“ya habisnya kamu bilang tadi mau ke toilet..eh taunya
pacaran” ujar Tasya santai
“siapa yang pacaran sih ? dia itu temen lama aku, eh
ralat sahabat aku.jadi wajar dong kalo aku ngobrol
sama dia.”
****
Pukul
21.47 Nerin masih belum bisa memejamkan matanya dan berpetualang di pulau kapuk.
Dia masih saja gelisah di kasurnya yang empuk itu. Entah apa yang sedang dia
pikirkan saat ini hingga samapi detik ini dia belum bisa tidur. Tiba-tiba
senyuman manis mengembang dari bibirnya itu, fikirannya kembali tertuju pada
pertemuan dia dengan Fian tadi. Dia beranjak dari ranjangnya, menuju ke jendela
kamarnya, dia membuka sedikit jendela kamar itu memberikan sedikit celah agar
udara malam dapat masuk ke kamarnya, matanya tertuju ke langit, ditatapnya satu
bintang yang ada di langit kelam itu. Senyumnya pun kembali terukir.
“setelah sekian lama nggak bertemu kamu, kini rinduku
telah hilang saat aku melihat kau ada di hadapanku” ujarnya dengan senyuman
manisnya. Rasa kantuk mulai menyelimutinya, entah ada angin apa yang baru saja
lewat hingga membuat Nerin yang tadinya tak mengantuk kini menjadi sangat
mengantuk.
****
Nerin
berangkat sekolah dengan senyum cerianya, kini dia tengah duduk di depan
kelasnya. tugas/PR nya pun telah ia kerjakan semalam. Kini waktunya ia
menyantai. Beberapa menit kemudian bel pun mulai dibunyikan, para siswa
berbaris dengan rapi di depan kelasnya masing-masing. Dan menyalami gurunya
baru kemudian masuk kedalam kelasnya begitupun yang dilakukan oleh Nerin.
Sekali
lagi entah apa yang ada di fikiran Nerin, dia sama sekali tak berkonsentrasi
dengan pelajarannya. Pelajaran yang dijelaskan gurupun hanya sekedar masuk
telinga kanan dan keluar telinga kiri. Mila_teman sebangkunya menegurnya
takut-takut kalo bu Riza menyadari lamuan Nerin, ia pasti akan memberi hukuman
padanya. Nerin pun tersadar dari lamunannya ketika sahabatnya itu menegurnya.
Tak terasa bel istirahat pun telah berdering, Nerin, Mila, dan Tasya pun segera
menuju kantin. Mereka memesan bakso favoritnya, mereka menikmati bakso itu
sambil sesekali mengobrol.
“eh Mil, kamu kenapa sih dari tadi ngelamun aja ?”
tanya Mila
“gatau nih hari ini aku ga konsen” jawab Nerin, Mila
pun hanya mengangguk sambil melahap baksonya itu. Nerin melirik ke kanan,
dilihatnya Ello memperhatikannya dari sudut kantin sambil tersenyum kearahnya.
Meski merasa canggung, Nerin pun tetap membalas senyuman itu karna mereka tetap
bersahabat.. saat hendak bangkit dari tempat duduknya, Handphone Nerin bergetar
tanda adanya sebuah sms. Nerin pun membuka pesan itu dan mengangguk pelan.
****
Nerin
dan sahabatnya berkeliling di mall, selain hanya cuci mata Nerin juga mencari kado yang pas yang akan
diberikan pada temannya esok siang. Ya ! temannya besok berulang tahun, ralat
sahabat lamanya. Mereka jarang berrtemu jadi dia ingin memberikan kado yang
bisa dikenang sepanjang masa :D. Setelah lama berkeliling, mereka pun memasuki
restaurant yang ada di mall itu. Memesan minuman untuk menghilangkan sedikit
lelah mereka. Mereka pun menyeruput
minuman pesanan mereka dan mengobrol, istilahnya ngerumpi.
“katanya akmal udah punya cewek yah ? ih pasti
beruntung banget deh ceweknya itu punya cowok seganteng Akmal” ujar Tasya
kecewa, diantara mereka bertiga memang Tasya lah yang sangat-sangat mengagumi
Akmal.
“alah kayak ga ada cowok lain aja loh..” ujar Nerin
“heh..bukannya kamu juga lagi menanti sebuah harapan
yah” ujar Mila
“emang lagunya donita apa ? menanti sebuah harapan”
ujar Tasya terkekeh
“heh lagunya donita itu menanti sebuah jawaban bukan
harapan” protes Nerin, mereka pun tertawa kecil.
****
Nerin
mengenakan celana jeans berwarna hitam, dan baju se-lengan yang berwarna
coklat, tak lupa rambut ikalnya itu di gerai. Dan bandok berwarna coklat yang
dihiasi pita berukuran besar melekat pada rambutnya. Nerin juga mengenakan flat
shoes berwarna coklat serta kado yang juga berwarna coklat (sekalian aja isi
kadonya coklat..xixi*abaikan). Nerin menggunakan motor beat nya yang berwarna
putih untuk pergi ke acara ulang tahunnya itu. Ia ditemani oleh Mila, yang
sekarang sedang di boncengnya. Setelah melalui perjalanan yang kira-kira jaraknya
7 km itu, mereka sampai tepat di depan pintu gerbang rumah Resti_sahabat Nerin
yang berulang tahun. Mereka pun segera turun dari motor dan masuk ke rumah
Resti.
Nerin
pun langsung menemui Resti dan memberikan ucapan selamat ulang tahun padanya,
tak lupa ia memberikan kado yang telah dipersiapkannya sejak kemaren. Para tamu
undangan tengah sibuk mengikuti acara ini, Nerin pun berdiri di pinggir kolam
renang sambil menyeruput air minumnya yang telah ia ambil tadi.
“Nerin..” ujar Fian mengagetkan Nerin, Nerin pun
hampir saja tersedak akibat sebuah kagetan itu.
“kaget ya..maaf yah udah ngagetin” ujarnya penuh salah
“eng..enggak papa kok” jawab Nerin dengan tersenyum
kecil. Mereka terlibat obrolan kecil, terlihat wajah bahagia diantara mereka
ketika sedang mengobrol.
“em..Rin, ada yang mau aku omongin”
“bukannya dari tadi udah ngomong yah…” ujar Nerin
terkekeh
“eh iya..ya” ujar Fian kikuk.
Sebuah pertanyaan yang tak tertuga diucapkan
oleh Fian. Cukup membuat Nerin tercengang, ini aneh bahkan sangat aneh bagi Nerin.
Bukankah dulu Fian tak menyukainya ? tapi mengapa dia bilang kayak gitu ?
haruskah Nerin senang ? atau apa ?kini ia bingung, sangat bingung !
“kamu serius ? bukannya dulu kamu ga suka sama aku ? bukannya kamu sukanya sama Resti
?” tanya Nerin bertubi-tubi
“iya aku serius. Dulu biarlah berlalu, kamu masih suka
sama aku kan ?” Nerin terdiam.
“aku butuh waktu.. aku masih ragu sama kamu, aku akui
perasaanku padamu masih sama. Tapi…”
“aku tau, kamu punya banyak waktu untuk memikirkan
semua itu” potong Fian
Tiba-tiba
alunan nada terdengar di telinga Nerin, nada ini seperti nada romantis yang
digunakan ketika seorang lelaki menyatakan cinta pada seorang wanita dan wanita
itu menerimanya, sangat so sweet. Perasaan Nerin pada Fian masih sama, masih
menyukainya. Nerin memikirkan hal itu matang-matang sebelum akhirnya dia
memberikan sebuah jawaban.
“ga ada salahnya kan kita coba dulu ?” tanya Nerin,
Fian pun mengangguk
“jadi kamu terima aku ? sekarang giliran Nerin yang
menangguk sambil tersenyum manis.
“ciee...” sorak sahabat-sahabat mereka
****
“Inilah
cinta , tepatnya rahasia cinta ku. aku menantikannya sekian lama, meski aku tau
cintaku hanyalah bertepuk sebelah tangan, namun inilah cinta. Banyak misteri
yang terdapat dalam cinta,tak kusangka perasaannya padaku ternyata berubah. Dia
juga menyukaiku.
Cinta akan
datang tanpa harus dipaksa untuk datang. Jangan pernah meremehkan cinta karna
cinta tak pantas untuk diremehkan. Cinta tak kan kokoh bila tak dilengkapi oleh
kasih sayang. Jangan kamu memberikan kasih sayangmu seluruhnya untuk orang yang belum menyayangi kamu, tapi berilah
setengah saja dan sisanya kamu berikan saat dia benar-benar telah menyayangi
kamu. Inilah rahasia cinta atau yang sering disebut secret love J.” Nerin membaca lembar terakhir dalam buku diary nya dan kemudian
menutup bukunya sambil tersenyum
Komentar
Posting Komentar