*Harapan Kosong
Semilir angin membuat rambut Akila
bertebangan. AKILA NUR AINI, seorang gadis remaja yang gemar sekali menciptakan
lagu dan bermain gitar bahkan bercita-cita menjadi seorang penyanyi. Gadis ini
akan memulai masa SMA nya di SMA MENTARI PAGI, sebuah SMA swasta di kotanya.
Begitu banyak rintangan baginya untuk memasuki sekolah tersebut namun Akila
dapat melaluinya dengan baik. Pagi ini cuaca agak sedikit mendung sepertinya
hujan akan segera turun, suara petir pun mulai terdengar. Bagi siswa SMA ini
adalah satu alasan untuk tidak masuk sekolah, berbeda dengan Akila yang akan
tetap sekolah meski cuaca tidak mendukung. Di perjalanan menuju sekolah, hal
yang di takutkan pun terjadi.. hujan deras mengguyur kota Bandung. Tak lama
kemudian mobil Akila berhenti di sebuah gerbang sekolah, Akila pun kemudian
turun dari mobilnya dan segera menuju ke kelasnya.
“tunggu.. aku kan gatau kelas ku dimana ! hadeuh..”
ucapnya saat tengah menyusuri koridor sekolah. Kembali Akila mencari kelasnya
dan setelah beberapa menit mencari kini Akila telah menemukan kelasnya. Hari
pertama sekolah terlalui dengan baik oleh Akila. Walau harus menerima segudang
tugas dari gurunya.
Berdiri di
sebuah tempat yang tinggi menjadi satu kebiasaan Akila, di sebuah bukit yang
tak jauh dari rumahnya. Selain itu menulis sebuah kata yang akan terangkai
menjadi sebuah lagu juga merupakan kebiasaan Akila. Saat ini dia tengah
terduduk di meja belajarnya sembari menulis kata-kata yang entah akan jadi apa.
Tak lama kemudian Akila meyudahi kebiasaannya dan melanjutkannya dengan belajar
untuk materi esok di sekolah. Saat ini jam weker Akila telah menunjuk ke angka
10 dan akhirnya Akila pun menyudahi belajarnya dan segera tidur bersama
mimpinya.
Malam telah
berganti menjadi pagi, cahaya bulan telah berganti menjadi sinar matahari.
Akila pun terbangun dari tidurnya dan segera melakukan aktivitasnya untuk
bersekolah. Setelah bersiap-siap Akila pun mulai berangkat menuju sekolah.
***
Kebetulan jam
terakhir tak ada guru yang masuk ke
kelas Akila. Akila pun memilih untuk menciptakan sebuah lagu di bandingkan
bermain bersama teman-temannya. Karna merasa Bosan Akila pun mengajak ngobrol
teman sebrangnya_Alvin. Lama mengobrol, Tak terasa bel tanda berakhirnya
sekolah hari ini telah di bunyikan, Akila pun menyudahi mengobrolnya dan
memilih untuk pulang.
“Vin, aku pulang duluan yah..”
“iya..hati-hati ya”
***
7 bulan telah
berlalu, Akila dan Alvin pun semakin dekat saja. Kedekatannya dengan Alvin
membuat perasaan Akila semakin tak
karuan,. Mulai dari mengobrol, jalan-jalan, bercanda sampai bertukar nomor
handphone membuat tumbuhnya benih-benih cinta di dalam hati Akila.
“masa sih aku suka sama Alvin, kalo iya berarti dia my first love
dong. Tau ah” gumamnya sembari mengacak-acak rambutnya dan segera membaringkan
tubuhnya untuk tidur. Saat hendak tidur
tiba-tiba handphone Akila berbunyi dan Akila pun segera meraih handphonenya
yang berada di bawah bantal.
“1 message received ? siapa ya?” gumamnya. Kemudian Akila membuka
pesan tersebut.
Ternyata pesan
tersebut dari Alvin dan akila pun segera membalasnya. Mereka saling membalas sms satu sama lain
hingga larut malam.
‘good night Akila..have a nice dream’ bunyi pesan terakhir yang
Akila terima dari Alvin. Setelah membacanya Akila pun tersenyum dan segera
menarik selimutnya lalu tertidur bersama mimpi-mimpinya.
***
Sore ini
memiliki keindahan tersendiri. Melihat matahari tenggelam dari balkon kamarnya
membuat Akila mengukir senyuman di bibir mungilnya itu. Waktu serasa cepat
berlalu, tak terasa masa SMA nya telah Akila lewati lebih kurang 7 bulan hingga
dia jatuh cinta pada temannya itu. Karna tak ada kerjaan Akila pun membuka
jejaring sosialnya_facebook dan diilihatnya sebuah status Alvin.
“7 komentar ? baca aja lah !” pikirnya. Akhirnya Akila membaca
komentar dari status Alvin, dan sedikit membuat Akila sakit, karna di sana
Alvin begitu perhatian terhadap cewek yang bernama Talitha. Karna tak ingin
terlalu sakit Akila pun segera menutup facebooknya dan kembali melihat matahari
yang akan tenggelam.
Malam ini tak
seperti malam biasanya bagi Akila, selain udaranya yang sangat dingin tak
terlihat satu pun bintang muncul di lalngit yang kelam itu. Semua komenan Alvin
dan Talitha masih menari-nari dalam fikiran Akila, rasanya dia ingin
marah-marah kepada Alvin akan semua itu. Tapi dia sadar kalo dia tak ada
hubungan apa-apa dengan Alvin jadi tak masalah bila Alvin berhubungan dengan
Talitha.
***
Detik demi
detik telah berlalu. Hari demi hari telah berlalu dengan sendirinya. Rasa
sayang Akila terhadap Alvin semakin besar. Gatau kenapa Akila ingin sekali
mengatakan apa yang ia rasakan saat ini namun semua ini dia pendam karna dia
tahu bahwa tak mungkin Alvin
menyukainya. Tiba-tiba saja alvin menuju bangku Akila dan langsung menanyakan
hal yang terduga bagi Akila.
“Kil, emang bener ya kalo kamu suka sama aku ?” sebuah pertanyaan
yang cukup singkat dan mampu membuat mulut akila membisu, bahakan mungkin Akila
telah berubah menjadi patung.
“dari mana Alvin tau semua itu?” tanya hatinya. Dengan perlahan
akhirnya Akila mampu menjwab pertanyaan itu. Walau dengan terbata-bata dan
g-u-g-u-p.
“hm.. siapa yang bilang Vin ?”
“pokoknya ada yang bilang, bener ga sih ?”
“bener ga ya…” ucap Akila
sambil meletakan telunjuk kanannya di dagunya. Terlihat jelas wajah Alvin yang
sangat tegang itu.
“ya ga lah Vin, masa aku suka sama kamu. Aneh deh?” jawabnya
kemudian diiringi dengan senyum terpaksa.
“ yang bener ? hm sukur deh. Hehe maafin aku ya Kil, selama ini aku
Cuma anggap kamu sebagai sahabat ga lebih.. jadi kalo kamu ga suka sama aku kan
kita bisa sahabatn lagi.. iya ga ?” jawab Alvin.
Jederr, hati Akila runtuh mendengar semua itu, bagaikan tersambar
petir dan tersayat oleh pisau yang tajam. Bukan ini yang Akila harapkan, tapi
kenapa ini bisa terjadi ? Akila bisa berbuat apa ? entahlah !
“em.. iya” ucap Akila kemudian dengan membendung air matanya yang
perlahan mulai menetes.
“aku ke toilet bentar ya..” lanjutnya
Pagi ini, Akila
memulai aktivitasnya tanpa senyuman. Akila tak menyadari bahwa dia akan
bernyanyi dalam acara sekolah. Akila pun terus menyusuri lorong sekolahnya..
“Akila..” panggil salah satu temannya
“eh kamu Jes, ada apa ?”
“lo tuh harus siap-siap ?”
“siap-siap buat apa ?”
“lo lupa ya. Kan hari ini lo harus nyanyi buat acara sekolah”. Akila
pun menepuk jidatnya
“o..iya aku lupa, ya udah deh aku siap-siap dulu yaa..” ucapnya
sembari berlari.
Akila telah
berdiri di panggung sembari membawa
gitar kesayangannya. dan mulai memetik satu per satu senarnya.
mentari seakan menangis
untuk ku
seakan ikut merasakan
kepedihan ini
tak pernah ku sangka semua
ini kan terjadi
begitu teganya kau lakukan
ini padaku
selama ini...
kau begitu peduli padaku..
kau begitu perhatian
denganku..
namun ternyata itu semua
hanyalah
sebuah kebohongan...
sakitnya hatiku..
saat ku tahu kau tak cinta
aku
perihnya hatiku..
ternyata kau hanya beriku
sebuah harapan kosong...
sebuah lirik
lagu yang di tulisnya dengan tangannya sendiri yang dinyanyikannya. Akila
sangat menghayati lagu tersebut, tentu saja karna dia sedang merasakan semua
itu. Akila pun menyudahi nyanyinya dan menutupnya dengan membungkukan sedikit tubuhnya.semua orang
yang ada di hadapannya memberikan tepuk tangan yang meriah untuknya. Semuanya
telah berakhir, cinta pertamanya bertepuk sebelah tangan. Orang yang
dicintainya, yang begitu peduli dengannya dan memberikan Akila sebuah harapan_ harapan kosong untuknya. Air matanya
kembali menetes dengan sendirinya. Akila belum dapat mempercayai semua
ini,bayangan Alvin masih terus berada dalam fikirannya. Namun dia harus
melupakan Alvin ! harus !
“aku akan terima semua keputusan kamu, meski aku harus merasakan
kepedihan ini. Makasih buat semuanya” ucapnya saat tengah berada di belakang
panggung.
THE END
Komentar
Posting Komentar