Langsung ke konten utama

Postingan

Kita yang sama-sama saling melampiaskan

Aku tau, kita tidak saling mencintai. Aku tau, kita hanya dua orang yang saling menjadikan pelampiasan. Mungkin di beberapa kesempatan kita tidak saling menyadari, tapi dibeberapa akhir aku menyadari. Kamu yang menjadikanku sebagai pelampiasan agar bisa move on dari mantanmu, dan aku yang menjadikanmu pelampiasan agar aku tidak sedih pada hubunganku yang menggantung. Kita tidak lebih dari dua orang yang berusaha untuk saling menguatkan tapi dengan cara yang salah. Bukankah fair? Benar, kita memang sama-sama menjadikan satu sama lain sebagai pelampiasan, tapi bukankah itu menyakitkan? Bukankah kita tidak lebih dari dua orang yang saling menyakiti satu sama lain? Tidak ada cinta, tidak ada harapan, kita tidak lebih dari dua orang yang hanya menjalani kisah dengan tujuan yang berbeda. Tujuanmu adalah agar kamu bisa melupakan mantanmu, dan aku? Agar aku tidak lagi bergantung pada hubungan tidak jelasku. Kita mungkin memang menjadi sangat dekat, berusaha untuk saling memahami sat
Postingan terbaru

Sampai pada titik ini

Jujur aku tidak tau mengapa aku menulis semua ini, yang aku tau adalah dengan aku menulis aku mampu mengungkapkan semua isi hati tanpa ada yang aku tutup-tutupi. Tulisan ini bukan untuk siapapun, bukan untuk temanku, bukan untuk sahabatku, apalagi untuk cerita lamaku, tulisan ini kupersembahkan untuk diriku sendiri yang mulai kehilangan kepercayaan akan sebuah harapan. Tidak ada yang bisa membuatku bertahan dalam hidup selain sebuah harapan. Aku hidup dengan banyak harapan, its mean aku bisa sampai pada hari ini hanya karna harapan-harapanku. Tapi rasanya, hari ini, perlahan, harapan-harapanku mulai menghianatiku. Mempunyai banyak harapan adalah salah satu bentuk caraku untuk bertahan hidup. Tapi, hari ini aku memilih untuk pasrah. Tidak ada gunanya untuk berharap, karna semua terasa sia-sia. Aku tidak ingin menyerah, hanya saja aku tidak tau bagaimana untuk kembali memulai semua yang harus kuselesaikan. Percayaku sia-sia, harapanku tidak lagi ada gunanya, hidupku berjalan la

Sebuah pendapat,

Sebuah pendapat, Untuk kalian yang sedang menjalani hubungan yang tidak sehat, dimana hanya kamu yang berjuang sedang dia tidak, dimana hanya kamu yang berusaha paham sedang dia tidak sama sekali. Baik, kalau kamu mau, kamu bisa baca, kalau tidak, juga tidak masalah, sekali lagi ini hanya opiniku yaa:) Aku mungkin tidak mengerti bagaimana rasanya menjadi dirimu, aku mungkin tidak paham bagaimana kamu harus mengambil sikap. Di satu sisi kamu ingin berada pada hubungan itu, dan di sisi lain kamu tersiksa menjalaninya, eh bukan tersiksa, mungkin bahasa lebih baiknya adalah kamu menjalani sebuah hubungan yang hanya kamu yang lebih banyak berjuang, yaa seperti itu. Kamu menyayanginya, itu sebabnya kamu tidak ingin melepaskannya. Tapi, ketika kamu berada di posisi ini, kamu berusaha untuk menjadi seperti yang dia mau, dia menuntutmu untuk menjadi ini dan itu, sedang dia tidak, dia tidak mau berubah untukmu. Aku tau tidak mudah merubah seseorang, merubah pola pikirnya, merubah prins

Salah satu pengorbanan di tahun 2019

Pengorbanan apa yang kamu gasuka tapi harus kamu korbanin di tahun 2019? Dan ini salah satu pengorbananku di tahun 2019, :) Well, di tahun 2019 aku memang lebih banyak berjuang alhamdulillah-nya. Dari awal tahun-akhir tahun, i think all about sacrifice. Awal januari 2019-pertengahan april 2019, i remember it. Bener-bener masih ngebekas di ingatan aku gimana aku ngejalani research yang hampir membuat aku gila. Wanna crazy! Semua aku korbanin, materi, tenaga, waktu luang, waktu tidur, waktu main, temen, bahkan my face pun menjadi list korban aku. Just cause i must struggle for my research. Penelitian ini sebenernya mudah to sulit, tapi banyak menguras tenaga dan waktu. Run-ku ada 4, dan satu run selama 24 jam/7 hari, bayangin selama 7 hari  kamu gatidur normal (kebetulan waktu tidur normal aku always dibawah jam sepuluh), tapi semua berubah, dan tubuh aku gabisa sepenuhnya menerima, tekanan batin pasti, saat itu selama tiga bulan lebih aku harus tidur diatas jam 3 selama 2-3 jam,

Sekali lagi aku salah,

Sekali lagi aku salah. Rasanya, Setelah bersusah payah meyakinkan hati, setelah enam tahun berusaha untuk mengikhlaskan orang yang ternyata bukan jodohku, setelah berusaha menerima kenyataan bahwa dia lebih memilih orang lain untuk menjadi teman hidupnya, setelah bersusah payah kembali membuka hati atas semua yang sudah terjadi.  Tapi yang terjadi sekarang?:') sekali lagi aku salah, berusaha meyakinkan hati bahwa denganmu akan kutemui kebahagiaan, berusaha meyakinkan hati bahwa setelah berhasil mengikhlaskannya, aku berharap tanpa menjadikanmu sebagai pelampiasan, aku kembali menaruh harapan, bahwa mungkin denganmu pencarian terakhirku. Terlalu banyak berharap denganmu rupanya se-menyakitkan ini, Rasanya masih sulit untuk kuterima bahwa kamu yang membuatku istimewa kemarin, tapi hari ini seolah lupa dan menganggapku bukan siapa-siapa, dan bodohnya aku kembali terlanjur meletakkan perasaan padamu. Berusaha membuka hati untukmu bukanlah hal yang mudah, aku harus memastikan bahwa

Untukmu yang berada pada posisi sulit, kamu berhak untuk bahagia

Untukmu yang berada pada posisi sulit, kamu berhak untuk bahagia. Pernah ngga kalian merasa lelah sama keadaan? Merasa lelah menjalani semua rutinitas dengan ketidakberpihak-kan sesuatu yang kita harapkan? Atau merasa lelah pada kondisi dimana kalian dipaksa harus berjuang padahal kalian ingin sekali menyerah? Kalau pernah, kita sama. Aku pernah ada di posisi itu, di posisi dimana dihadapkan pada masalah yang kupikir tidak mampu untuk kuselesaikan, pada kondisi dimana aku harus berdebat pada hati dan logika untuk mencari sebuah jawaban, bahkan aku juga pernah berada pada posisi dimana aku ingin sekali menyerah tapi aku dipaksa untuk terus bertahan pada keadaan itu. Rasanya semua melelahkan. Melelahkan ketika harus berjuang pada keadaan yang tidak pernah kumengerti kemana arah dan tujuanku. Melelahkan ketika harus mendengar pendapat orang tentang kehidupanku, tentang perjalananku yang mereka pikir belum menemukan jalan "kesuksesan", atau tentang kisahku, kisah yang berus

Sebuah ucapan terima kasih

Untuk kalian yang pernah tersakiti Untuk kalian yang berusaha meminta penjelasan tapi tak pernah mendapatkan apa yang kalian butuhkan Aku menulis ini, mungkin untuk mewakili ucapan terima kasih yang tidak pernah terucap langsung lewat bibir. Semoga siapapun kamu yang pernah merasakan apa yang kutulis ini, mampu mengikhlaskan dan memaafkan semua keadaan dan orang yang telah membuat hatimu hancur berkeping-keping. Teruntuk kamu yang pernah menjadi alasan bahagiaku Teruntuk kamu yang pernah menjadi alasan senyumku Teruntuk kamu yang pernah menjadi alasanku mengukir masa depan Teruntuk kamu yang pernah begitu kuharapkan untuk menjadi teman hidupku Dan teruntuk kamu yang membuatku percaya bahwa dalam mengharapkan seseorang harus siap pada risiko sakit yang paling pahit sekalipun. Mengenalmu mampu menyadarkan bahwa dalam berharap pada manusia hanya akan ada rasa sakit, suka atau tidak suka, yang namanya berharap pada manusia adalah hal yang paling menyakitkan. Cepat atau lambat, k