Langsung ke konten utama

Salah satu pengorbanan di tahun 2019

Pengorbanan apa yang kamu gasuka tapi harus kamu korbanin di tahun 2019?


Dan ini salah satu pengorbananku di tahun 2019, :)

Well, di tahun 2019 aku memang lebih banyak berjuang alhamdulillah-nya. Dari awal tahun-akhir tahun, i think all about sacrifice.

Awal januari 2019-pertengahan april 2019, i remember it. Bener-bener masih ngebekas di ingatan aku gimana aku ngejalani research yang hampir membuat aku gila. Wanna crazy!
Semua aku korbanin, materi, tenaga, waktu luang, waktu tidur, waktu main, temen, bahkan my face pun menjadi list korban aku. Just cause i must struggle for my research. Penelitian ini sebenernya mudah to sulit, tapi banyak menguras tenaga dan waktu. Run-ku ada 4, dan satu run selama 24 jam/7 hari, bayangin selama 7 hari  kamu gatidur normal (kebetulan waktu tidur normal aku always dibawah jam sepuluh), tapi semua berubah, dan tubuh aku gabisa sepenuhnya menerima, tekanan batin pasti, saat itu selama tiga bulan lebih aku harus tidur diatas jam 3 selama 2-3 jam, karna jagain riset aku, harus bangun sebelum jam 6 pagi, karna jam 6 kampus udah buka. Dan ya, penelitian ku galangsung berhasil, bayangin 4 kali trial dan belum berhasil, 4 x 7 hari = 28 hari pengorbananku sia-sia, makanya kerjaannya ngeluh, nangis, sampe temen-temen baik aku, selalu nyempetin buat ngehubungin aku tengah malem, atau bahkan jam 1 or 2 buat nemenin aku, ngehibur aku dan semangatin aku. Wajar gasii aku waktu itu pengen udahin semuanya? Aku rasa itu wajar.
Tapi waktu itu dosen pembimbingku selalu bilang "mungkin sekarang kamu ngeliat masalah itu sebesar gunung, tapi ketika kamu bisa ngelewatinnya, kamu bakal ngeliat kalo masalah itu kecil"
Honestly, kata-katanya mampu menguatkan apa-apa yang hampir runtuh saat itu.

Tau apa yang kusebut pengorbanan? Semua udah kukorbanin seperti yang aku sebutin di awal. Aku gapunya waktu main, aku gapunya waktu luang buat haha hihi, aku korbanin waktu tidur temen aku cuma buat nemenin aku ngelab malem dikampus, gapeduli siapa yang bisa, mau cowok mau cewek bodoamat, yang aku pikirin waktu itu aku ga-minep di kampus sendirian.  Materi, penelitian ini gamurah, biaya transportasi gasesuai estimasi aku di awal, semuanya jauh diatas estimasi, sedih, aku banyak menghabiskan uang untuk penelitian ini. Dan yaa, you know why i mention my face too? Aku selalu tidur dibawah jam sepuluh, dan ketika aku menjalani my research, semua berubah. Waktu tidur yang kurang, pola hidup yang gasehat, pola makan yang gateratur, tidur di lantai dengan alas tiker yang mungkin ngga steril buat muka aku ternyata jadi boomerang. Muka aku breakout parah, sangat parah, jerawat dimana-mana, bruntusan gapernah gaada, kusem, skin barier mulai rusak, aku gapernah sadar soal breakout ini sampe aku tanya ketemen apa iyaa jerawat aku parah, dan tau apa jawabannya "selama aku kenal kamu, ini yang paling parah menurut aku". Deg, jujur aku stres dengan semua perubahan ini, berat badan turun. Dulu aku orang yang jarang jerawatan, ada jerawat paling cuma satu atau dua, tapi semenjak itu, semua berubah, seluruh muka jerawatan kecuali bagian hidung. Segala macem masker udah kucoba tapi gaada perubahan, semua saran kuterima, sampe akhirnya aku sadar, semua ini hanya karna aku kurang waktu tidur.

Ketika kamu dihadapi semuanya, ditambah penelitian yang gaberhasil-berhasil, rasanya di titik itu aku bener-bener pengen nyerah. Tapi alhamdulillah, selalu ada orang-orang yang bikin aku melangkah lagi saat aku ada di kondisi kayak gini.

Tapi, keadaan kembali memburuk di akhir april 2019, saat itu bahan penelitianku abis. Kebayang ngga aku udah sampe lempasing, nunggu bahan sampe sore dan pas ketemu petugasnya dibilang bahannya terkontaminasi dan gatau bisa steril lagi kapan. Makin frustasi, otak gabisa mikir sampe akhirnya ngadep dosen pembimbing, dan tau apa jawabannya? "kamu ganti penelitian ini aja yaa, ini lebih cepet dari sebelumnya" :)
Runtuh. Setelah semua perjuangan itu di tiga bulan yang lalu dan sekarang aku harus ganti research yang biaya-nya jauh lebih banyak, tapi gaada pilihan lain.  Aku memang ingin penelitian ini selesai dalam waktu dekat, tapi aku harus mengocek materi yang lebih banyak lagi. Setiap pilihan memang ada risikonya, aku bener-bener bimbang waktu itu, minta saran kesana kesini sampe akhirnya  i must do it. Disini aku kembali mengorbankan uang bapak, aku udah habis banyak untuk penelitian sebelumnya, dan untuk ini aku harus menambah sekian juta lagi. Pada akhirnya dua digit angka harus dikorbankan. Sedih, masih belum bisa membahagiakan tapi harus mengorbankan uangnya lagi.

Ternyata semua gaberjalan mulus. Semua butuh tenaga lebih, ambil bahan bukan cuma di lempasing, tapi di negeri katon, lebih jauh dan jalan menuju sana gamudah. Belum lagi nunggu alatnya hampir dua bulan, sungguh semua ini melelahkan. Dan ya, research yang baru ini galangsung berhasil. Aku analisis tiga sampel diawal dan tau apa hasilnya? Zonk:') sampel yang aku ambil gasesuai sama yang seharusnya, kosong, dalam bahan itu gaada komponen yang aku butuhkan. Di titik itu aku sedih banget, ibaratnya aku udah ambil sampel jauh-jauh, analisis sampel dengan biaya yang gamurah, tapi semuanya gaada hasil, akhirnya harus ngulang lagi. Di tambah judul skripsi yang belum juga diterima, aku yang cuma dikejar waktu cuma bisa sabar meski aku gamau, lagi-lagi aku gapunya pilihan, bismillah.

Setelah research selesai di pertengahan bulan agustus 2019 (alhamdulillah), tuntutan gelar ini belum juga selesai. Pembahasan research selesai di september 2019 kalo gasalah, alhamdulillah acc. Tapi ya, aku diharuskan untuk publikasi jurnal, jurnal internasional :) lagi, harus ada yang aku korbankan, kemampuan bahasa inggris-ku yang bisa dibilang menengah, dan juga materi. Karna pada nyatanya biaya publikasi ini gamurah, apalagi untuk jurnal internasional. Gamau minta uang orang tua, tapi harus minta. Disitu dilema pengen gausah aja, toh biayanya gamurah, sayang, mending cari yang lain yang lebih murah. Tapi engga, my lecturer wanna it, dan alhamdulillah Allah kasih jalan, biayanya dibagi dua sama dosen pembimbing. Oke, akhirnya aku mau berjuang sekali lagi.

Kupikir semuanya mudah, ternyata engga, banyak revisi, aku lupa, lebih dari 4 kali kalo gasalah, dan otomatis bab pembahasan aku juga berubah, semua berubah, rencana seminar dikampus berubah, semuanya bikin aku stress. Aku gabisa dituntut begini, ditambah waktu kirim paper yang cuma dikasih seminggu (karna waktu itu udah mau penutupan), belum lagi aku harus presentasi di depan orang-orang penting, doktor, profesor, dan menggunakan bahasa inggris. Jujur tekanan ini bikin aku stress, dan muka tambah breakout. Karna apa? Begadangan buat selesain paper, latihan presentasi, stress, muka ku breakout sekali lagi.

Alhamdulillah oktober 2019 aku berhasil presentasi paper, aku publikasi jurnal internasional, dan awal november 2019, rencana seminar hasil di kampus yang sempet ketunda akhirnya terealisasi.

November 2019 to Desember 2019, tuntutan skripsi bikin aku sedikit crazy, terkesan lambat. Dari akhir agustus 2019 sampe Desember 2019, aku belum juga beres dari bab iv. Bayangin 4 bulan aku belum juga kelar 4 bab, sedangkan ada 10 bab yang harus aku kerjain, stress itu muncul lagi, belum lagi tambahan kerabat, tetangga, temen yang banding-bandingin aku sama orang lain yang udah kelar kuliah dan dengan ipk tinggi, i don't care, tapi rupanya itu bener-bener berpengaruh ke mental aku. Aku down, aku capek, sampe akhirnya bukannya berjuang lagi, aku cuma bisa diem, nyenengin diri, ngelakuin hal-hal yang gabikin aku tambah tertekan, karna aku gamau depresi, jadi sebisa mungkin aku berusaha untuk kembali memperbaiki mental aku.  Aku steady state saat itu. Mereka gatau detail perjuangan aku untuk bertahan sampe di titik ini, mungkin bagi mereka itu cuma sekedar basa-basi belaka, tapi bagiku engga, mereka men-judge perjuangan aku tanpa memahami semuanya. Tapi rasanya percuma aku jelasin, mereka bukan gabisa paham, tapi mereka gamau paham. Once more, buat yang nanya kenapa aku belum lulus sampai saat ini, kalian bisa baca disini https://usinrp.blogspot.com/2019/01/wisuda-di-waktu-yang-tepat-bukan-tepat.html?m=1

Menuju akhir Desember 2019, rupanya pengorbanan ini belum selesai. Aku jatuh sakit, dan harus pemulihan dalam waktu yang cukup lama (kira-kira dua minggu pemulihan). Aku harus opname, pertama kalinya sakit sampe harus opname dan selama itu. Aku kembali frustasi, berat badan aku turun drastis, karna badan gaberdaya, jadi gapunya pikiran buat rawat muka yang hampir membaik, sekali lagi, muka ini kembali breakout. Selama sakit, aku susah tidur dibawah jam 12, badan rasanya gaenak meskipun kepala pusing minta tidur, semua pola hidup yang berantakan ini bikin hidup aku kembali berantakan.

Dan alhamdulillah di Januari 2020, aku bisa mengatasinya satu per satu. Skripsi ku mulai lanjut, titik buntu bab iv mulai bisa diatasi, jalan keluar mulai terlihat. Semuanya hanya butuh waktu pelan-pelan, diiringi dengan membaiknya wajah secara perlahan sampe temen aku bilang "kamu pake apa, kok bekas jerawatnya mulai ilang". Seneng banget akhirnya perjuangan aku untuk memperbaiki skin barier ga-sia-sia. Gaperlu aku jelasin aku pake apa, yang jelas semua sesuai kebutuhan aku:")

Pada intinya aku menulis ini bukan untuk menceritakan segala sesuatu untuk diambil asumsi yang bukan-bukan. Aku hanya ingin mengatakan bahwa semua perjuangan dan pengorbanan tidak akan menjadi sia-sia jika kita mau bersabar, semua hanya perlu waktu. Segala sesuatu yang kamu paksa untuk cepat usai sebelum waktunya tidak akan menjadikannya selesai. Jalani semua pelan-pelan diiringi dengan doa yang tidak pernah putus. Aku tidak pernah berfikir untuk berkorban semua itu. Sungguh aku tidak ingin mengorbankan semuanya, tapi ya, keadaan tidak pernah memberikanku pilihan. Dan setelah aku melewatinya, aku percaya bahwa setiap jalan itu baik, setiap pilihan Allah adalah yang terbaik, meskipun kamu tidak menyukainya.


Dariku, yang tidak ingin berjuang tapi dipaksa berjuang. Doakan aku untuk segera menyelesaikan gelar-ku yang sudah kunantikan sejak enam tahun yang lalu. Doakan aku agar bisa segera menyelesaikan 10 bab skripsiku, agar aku bisa menjawab pertanyaan kalian tentang kapan wisuda:')

Komentar

Postingan populer dari blog ini

WAKTU YANG MENGALIH

WAKTU YANG MENGALIH… 14 february 2000 Perahu Kertas Navy tersenyum melihat album fotonya, gadis kecil ini memang mempunyai sahabat yang sangat menyayanginya. Sahabat yang ia kenal sejak ia berusia tiga tahun. Awal pertemuannya begitu indah, saat itu ia tengah bermain perahu di pantai dan saat itu pula ia bertemu dengan sahabatnya, dan hingga kini ia masih bersahabat dengan Fachri. Fachri, ia memang terlahir dari keluarga yang berkecukupan, namun tak jarang ia tidak mendapatkan kasih sayang  dari orang tuanya. ****     

Sebatas Luka

Untuk kalian yang menganggap bahwa luka adalah hal yang bisa kalian jadikan bahan becandaan :) Sebatas Luka Hanya sebatas luka yang menurutmu tidak berarti sedikitpun. Setelah semua yang kita lalui, setelah segala kebaikan-kebaikan semu yang kulakukan, setelah segala rasa benci dan cinta yang berkecamuk. Aku tidak bisa memungkiri, bahwa cinta memang mampu mengalahkan segalanya termasuk pedih yang meskipun begini tidak kunjung untuk sembuh. Aku tidak menyalahkan dirimu atas semua yang terjadi padaku, yang kusesalkan hanyalah mengapa aku bisa seterluka ini padahal kita tidak benar-benar sedekat seperti yang kupikir.

Untukmu yang merasa sendiri

Untukmu yang merasa sendiri, Untukmu yang merasa bahwa tidak ada seseorang yang mengerti apa maumu, Untukmu yang merasa bahwa semua orang tidak ada disaat kamu butuh, Untukmu yang merasa bahwa hidupmu hanya persoalan kamu dan juga kamu Aku memahami duka dan lukamu, Aku memahami bagaimana kamu merasa kesepian padahal kamu sedang berada dalam keramaian, tenanglah kamu tidak perlu khawatir. Dukamu akan menguatkanmu. Terluka, Tanpa orang tau dan tanpa orang mengerti. Bahkan dirimu pun tidak mengerti seperti apa rasanya tapi kamu tau bahwa kamu terluka. Batinmu terlalu lemah, kamu tidak bisa berbagi dengan siapapun selain dengan dirimu sendiri dan juga dengan penciptamu tentunya. Berulang kali kamu ingin menangis tapi kamu tidak mampu menunjukkannya pada orang lain. Dan jika air matamu itu tumpah saat itu, aku tau bahwa itu adalah ketidakmampuanmu memendam apa yang sudah lama kamu pendam. Tapi ingatlah bahwa ada Allah yang tidak akan meninggalkanmu, ada Dia yang akan lebih memaham