Langsung ke konten utama

Untukmu yang berada pada posisi sulit, kamu berhak untuk bahagia


Untukmu yang berada pada posisi sulit, kamu berhak untuk bahagia.

Pernah ngga kalian merasa lelah sama keadaan? Merasa lelah menjalani semua rutinitas dengan ketidakberpihak-kan sesuatu yang kita harapkan? Atau merasa lelah pada kondisi dimana kalian dipaksa harus berjuang padahal kalian ingin sekali menyerah?
Kalau pernah, kita sama. Aku pernah ada di posisi itu, di posisi dimana dihadapkan pada masalah yang kupikir tidak mampu untuk kuselesaikan, pada kondisi dimana aku harus berdebat pada hati dan logika untuk mencari sebuah jawaban, bahkan aku juga pernah berada pada posisi dimana aku ingin sekali menyerah tapi aku dipaksa untuk terus bertahan pada keadaan itu.

Rasanya semua melelahkan. Melelahkan ketika harus berjuang pada keadaan yang tidak pernah kumengerti kemana arah dan tujuanku. Melelahkan ketika harus mendengar pendapat orang tentang kehidupanku, tentang perjalananku yang mereka pikir belum menemukan jalan "kesuksesan", atau tentang kisahku, kisah yang berusaha aku rangkai. Yang kupikir hanya aku yang akan menentukan jalanku, namun orang, komentar mereka, seakan memintaku untuk melibatkan pendapatnya pada setiap jalan yang ku tempuh.

Mudah bagi orang berkomentar tentang hidup dan kesuksesan kita, mudah bagi orang menyimpulkan asumsi mereka tanpa mau mencari tau kebenaran tentang perjuangan kita, tentang sulitnya jalan yang kita tempuh, tentang bagaimana kita merangkak diatas semua penderitaan yang telah kita alami, dan tentang bagaimana kita berusaha bertahan meski kita ingin sekali menyerah. Mereka akan dengan mudahnya mengatakan kita begini kita begitu, sederhananya saja, kucontohkan orang yang belum lulus kuliah meski sudah bertahun-tahun lamanya. Mereka akan mengatakan dia bodoh, atau berkomentar bahwa kita tidak punya keinginan untuk lulus, ah lucunya. Apalagi membandingkan dengan orang-orang yang sudah jauh diatas kita, hehe sudah menjadi kebiasaan mereka seperti itu.

Jauh dari sana, apakah orang yang suka berkomentar seperti itu mengetahui keadaan yang sebenarnya? Apakah mereka paham bahwa ada keadaan mengapa orang yang mereka komentari belum mencapai "standar" yang mereka bicarakan? Apakah mereka berusaha mencari tahu? Apakah mereka mengerti bagaimana sedihnya ketika perjuangan mereka diremehkan, ketika perjuangan mereka dijadikan bahan candaan. Tidakkah mereka mengerti tentang semua itu? Entahlah.

Sudah banyak keadaan yang kualami, menemukan orang-orang seperti mereka rasanya menjadi hobi tersendiri bagiku, bertemu dengan mereka yang dengan mudahnya meremehkan keadaan seseorang, atau berbincang dengan mereka yang pada akhirnya perbincangan itu akan menjatuhkan kita, sungguh aku banyak menemukan hal seperti itu dalam perjalanan panjangku.

Komentarmu, bukankah menambah beban tersendiri? Dia sudah lelah berjuang, dia lelah bertahan pada keadaan yang tidak dia inginkan, dia lelah menjalani garisan takdir yang dia sendiri tidak yakin bagaimana akhirnya, dia pun lelah bertemu pada kegagalan-kegagalan berikutnya, dan sekarang komentarmu yang kamu ucapkan dengan nada banggamu, yang kamu ucapkan tanpa pernah berfikir apakah akan melukai orang itu, wah hebat sekali. Komentarmu, sungguh biar kukatakan bahwa itu semakin menjatuhkannya. Semakin membuatnya ingin mengakhiri segalanya, semakin membuatnya benar-benar ingin menyerah pada keadaan. Apa kamu mengerti? Tidak.

Sudah banyak keadaan yang dia alami dan kamu menambah satu lagi beban hidupnya? Kamu sungguh hebat, tapi kehebatan yang didapatkan dari melukai hati orang lain tidak akan berjalan panjang. Suatu saat nanti, kamu akan mengerti bagaimana rasanya diperlakukan sama seperti kamu memperlakukan mereka. Bagaimana kamu bersikap, seperti itulah sikap yang akan kamu dapatkan kelak.

Kalau kamu pernah di posisi yang sama dan mengerti bagaimana rasanya lelah menjalani semua keadaan yang kamu anggap sulit, kalau kamu pernah memahami bagaimana sakitnya berada di posisi seperti ini. Aku yakin, kelak, baik kamu ataupun aku, kita akan menemukan sebuah tujuan yang selama ini kita cari, kelak kita akan bangga pada perjalanan kita yang belum tentu ketika orang lain yang berada di posisi kita, dia akan mampu.

Untuk semua orang yang sudah berjuang dan belum menemui keberhasilan
Untuk semua orang yang sedang lelah dalam menghadapi sebuah perjuangan
Untuk semua orang yang pernah merasakan bagaimana sakitnya hati menghadapi orang-orang yang berusaha menjatuhkanmu
Dan untuk kamu, yang mungkin saat ini lelah dan ingin menyerah pada keadaan
Istirahatlah sejenak, dan lupakan setiap lelahmu. Hati, pikiran, dan fisikmu bukan sesuatu yang bisa kamu paksakan untuk terus bertahan. Kamu juga punya hak untuk istirahat.


Kelak, semoga kamu mendapatkan apa yang menjadi tujuanmu. Semoga kamu kuat menghadapi keadaan dan rentetan luka yang berusaha menjatuhkanmu, semoga kamu bisa bertahan pada keadaan yang membuatmu ingin menyerah se-menyerah-menyerahnya.
Baik aku ataupun kamu, dan bahkan mereka yang pernah ada dalam posisi ini. Semoga kita paham bahwa setiap jalan sudah diatur, setiap tawa dan duka sudah diatur, setiap kehidupan, keberhasilan, kegagalan bahkan setiap akhir pun sudah diatur.

Aku, kamu, dan kita semua berhak bahagia. Tanpa harus memikirkan pendapat orang, tanpa harus berfikir bagaimana membuat orang-orang mengerti keadaan kita. Semoga setiap lelah kita terbalaskan, dan semoga akhir bahagia adalah milik kita. Tidak perlu menjelaskan pada mereka tentang keadaanmu, tidak perlu menjelaskan agar mereka mengerti, sekalipun coba kamu jelaskan mereka tidak akan memahaminya, yaa mereka, tetap pada asumsinya, tetap pada kesimpulannya sendiri. Penjelasanmu tidak akan ada gunanya.

Sekarang aku ingin mengatakan, bahwa kamu hebat, kamu sudah berjuang sampai sejauh ini meski jalanmu tidak pernah mudah. Kamu hebat hingga kamu masih terus berjuang menemui akhirmu meski kamu ingin sekali menyerah. Sekarang, waktunya kamu bahagia. Kamu, berhak untuk bahagia.


Dariku yang pernah lelah menghadapi keadaan,
Dariku yang pernah ingin menyerah setiap kali menghadapi hari yang sulit,
Semoga kamu tidak pernah berada dalam posisi sulit seperti yang pernah aku rasakan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

WAKTU YANG MENGALIH

WAKTU YANG MENGALIH… 14 february 2000 Perahu Kertas Navy tersenyum melihat album fotonya, gadis kecil ini memang mempunyai sahabat yang sangat menyayanginya. Sahabat yang ia kenal sejak ia berusia tiga tahun. Awal pertemuannya begitu indah, saat itu ia tengah bermain perahu di pantai dan saat itu pula ia bertemu dengan sahabatnya, dan hingga kini ia masih bersahabat dengan Fachri. Fachri, ia memang terlahir dari keluarga yang berkecukupan, namun tak jarang ia tidak mendapatkan kasih sayang  dari orang tuanya. ****     

Sebatas Luka

Untuk kalian yang menganggap bahwa luka adalah hal yang bisa kalian jadikan bahan becandaan :) Sebatas Luka Hanya sebatas luka yang menurutmu tidak berarti sedikitpun. Setelah semua yang kita lalui, setelah segala kebaikan-kebaikan semu yang kulakukan, setelah segala rasa benci dan cinta yang berkecamuk. Aku tidak bisa memungkiri, bahwa cinta memang mampu mengalahkan segalanya termasuk pedih yang meskipun begini tidak kunjung untuk sembuh. Aku tidak menyalahkan dirimu atas semua yang terjadi padaku, yang kusesalkan hanyalah mengapa aku bisa seterluka ini padahal kita tidak benar-benar sedekat seperti yang kupikir.

Untukmu yang merasa sendiri

Untukmu yang merasa sendiri, Untukmu yang merasa bahwa tidak ada seseorang yang mengerti apa maumu, Untukmu yang merasa bahwa semua orang tidak ada disaat kamu butuh, Untukmu yang merasa bahwa hidupmu hanya persoalan kamu dan juga kamu Aku memahami duka dan lukamu, Aku memahami bagaimana kamu merasa kesepian padahal kamu sedang berada dalam keramaian, tenanglah kamu tidak perlu khawatir. Dukamu akan menguatkanmu. Terluka, Tanpa orang tau dan tanpa orang mengerti. Bahkan dirimu pun tidak mengerti seperti apa rasanya tapi kamu tau bahwa kamu terluka. Batinmu terlalu lemah, kamu tidak bisa berbagi dengan siapapun selain dengan dirimu sendiri dan juga dengan penciptamu tentunya. Berulang kali kamu ingin menangis tapi kamu tidak mampu menunjukkannya pada orang lain. Dan jika air matamu itu tumpah saat itu, aku tau bahwa itu adalah ketidakmampuanmu memendam apa yang sudah lama kamu pendam. Tapi ingatlah bahwa ada Allah yang tidak akan meninggalkanmu, ada Dia yang akan lebih memaham