Langsung ke konten utama

Sampai pada titik ini

Jujur aku tidak tau mengapa aku menulis semua ini, yang aku tau adalah dengan aku menulis aku mampu mengungkapkan semua isi hati tanpa ada yang aku tutup-tutupi.

Tulisan ini bukan untuk siapapun, bukan untuk temanku, bukan untuk sahabatku, apalagi untuk cerita lamaku, tulisan ini kupersembahkan untuk diriku sendiri yang mulai kehilangan kepercayaan akan sebuah harapan.

Tidak ada yang bisa membuatku bertahan dalam hidup selain sebuah harapan. Aku hidup dengan banyak harapan, its mean aku bisa sampai pada hari ini hanya karna harapan-harapanku. Tapi rasanya, hari ini, perlahan, harapan-harapanku mulai menghianatiku.

Mempunyai banyak harapan adalah salah satu bentuk caraku untuk bertahan hidup. Tapi, hari ini aku memilih untuk pasrah. Tidak ada gunanya untuk berharap, karna semua terasa sia-sia.

Aku tidak ingin menyerah, hanya saja aku tidak tau bagaimana untuk kembali memulai semua yang harus kuselesaikan.

Percayaku sia-sia, harapanku tidak lagi ada gunanya, hidupku berjalan lambat, aku mulai kehilangan harapan. Harapan untuk bertahan hidup, harapan untuk merubah hidup, harapan untuk menyusun masa depan, harapan untuk semua yang pernah kusemogakan. Lagi-lagi aku kehilangan rasa percayaku.

Sampai aku pada titik bahwa mungkin semua hal yang kuharapkan tapi belum juga kudapatkan ini karna menurut Allah aku belum siap untuk menerima semua pengharapanku.

Aku hanya bisa pasrah, jika bukan hari ini maka esok, jika bukan esok, maka lusa, atau ntah kapan, hanya Allah yang mengerti kapan waktu terbaik untuk aku mendapatkan apa yang aku semogakan.

Berada pada titik ini tidak pernah aku bayangkan sebelumnya. Ternyata memang semenyakitkan ini dikhianati oleh sebuah harapan. Berulang kali aku kecewa pada harapan-harapanku tapi hari ini rasanya aku benar-benar kehilangan percayaku, semuanya terlalu menyakitkan.

Jika hari ini aku pasrah pada sebuah harapan, setidaknya aku masih bisa mengerti bagaimana caraku untuk bertahan, aku hanya ingin semua kembali baik-baik saja, aku hanya ingin semuanya bisa kukendalikan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

WAKTU YANG MENGALIH

WAKTU YANG MENGALIH… 14 february 2000 Perahu Kertas Navy tersenyum melihat album fotonya, gadis kecil ini memang mempunyai sahabat yang sangat menyayanginya. Sahabat yang ia kenal sejak ia berusia tiga tahun. Awal pertemuannya begitu indah, saat itu ia tengah bermain perahu di pantai dan saat itu pula ia bertemu dengan sahabatnya, dan hingga kini ia masih bersahabat dengan Fachri. Fachri, ia memang terlahir dari keluarga yang berkecukupan, namun tak jarang ia tidak mendapatkan kasih sayang  dari orang tuanya. ****     

Sebatas Luka

Untuk kalian yang menganggap bahwa luka adalah hal yang bisa kalian jadikan bahan becandaan :) Sebatas Luka Hanya sebatas luka yang menurutmu tidak berarti sedikitpun. Setelah semua yang kita lalui, setelah segala kebaikan-kebaikan semu yang kulakukan, setelah segala rasa benci dan cinta yang berkecamuk. Aku tidak bisa memungkiri, bahwa cinta memang mampu mengalahkan segalanya termasuk pedih yang meskipun begini tidak kunjung untuk sembuh. Aku tidak menyalahkan dirimu atas semua yang terjadi padaku, yang kusesalkan hanyalah mengapa aku bisa seterluka ini padahal kita tidak benar-benar sedekat seperti yang kupikir.

Untukmu yang merasa sendiri

Untukmu yang merasa sendiri, Untukmu yang merasa bahwa tidak ada seseorang yang mengerti apa maumu, Untukmu yang merasa bahwa semua orang tidak ada disaat kamu butuh, Untukmu yang merasa bahwa hidupmu hanya persoalan kamu dan juga kamu Aku memahami duka dan lukamu, Aku memahami bagaimana kamu merasa kesepian padahal kamu sedang berada dalam keramaian, tenanglah kamu tidak perlu khawatir. Dukamu akan menguatkanmu. Terluka, Tanpa orang tau dan tanpa orang mengerti. Bahkan dirimu pun tidak mengerti seperti apa rasanya tapi kamu tau bahwa kamu terluka. Batinmu terlalu lemah, kamu tidak bisa berbagi dengan siapapun selain dengan dirimu sendiri dan juga dengan penciptamu tentunya. Berulang kali kamu ingin menangis tapi kamu tidak mampu menunjukkannya pada orang lain. Dan jika air matamu itu tumpah saat itu, aku tau bahwa itu adalah ketidakmampuanmu memendam apa yang sudah lama kamu pendam. Tapi ingatlah bahwa ada Allah yang tidak akan meninggalkanmu, ada Dia yang akan lebih memaham