Lelah
dengan semua kecanggungan ini. Entah hanya perasaanku atau memang ini yang
terjadi. Tapi inilah yang selalu aku rasakan. Aku merasa ada kecanggungan
diantara kita, entah hanya untuk memulai obrolan atau bahkan hanya untuk
bertegur sapa satu sama lain. Rasanya semua terasa menyedihkan melihat tingkah
laku kita satu sama lain. Dan yang lebih menyedihkan adalah ketika aku harus
berpura-pura tertawa untuk menutupi semua kesedihan itu, dan aku harus menahan
diri untuk memulai obrolan denganmu. Hanya karna aku takut akan lebih terluka
karna ini. Mungkin ini bukan yang pertama untukku, seseorang datang dengan
memberikan kenyamanan dan secercah harapan, tapi kemudian dia pergi dan
membiarkan aku bertanya-tanya tanpa adanya kejelasan. Dan lagi, ini harus
terjadi diantara kita. Aku hanya ingin kita menjalani hari sebagaimana
mestinya, tanpa kecanggungan hanya untuk memulai obrolan. Bukankah kita hanya
berteman? Tapi kenapa bibir terasa berat hanya untuk memulai obrolan?
Aku tidak mengerti sekali lagi, kamu
sangat nyata namun seolah fatamorgana. Kamu begitu dekat namun terasa jauh
dalam pandangan. Untuk apa setiap kali pandangan mata kita bertemu jika hanya
akan menoreh luka?
Dalam hidup mungkin tidak selamanya akan
sesuai dengan yang kita minta. Dan andai kamu tau betapa terlukanya aku ketika
mengetahui apa yang kamu lakukan dibelakangku. Aku bukan siapa-siapamu, dan
kamu bukan siapa-siapaku. Sekali lagi kutanyakan, bukankah kita hanya berteman?
Aku tidak berhak untuk marah mengetahui tindakanmu, tapi apa aku harus tetap
diam menahan luka ketika yang kamu lakukan justru menyinggung hatiku?
Hatiku
mungkin seperti kaca yang sekalinya tergores tidak mudah untuk dihilangkan.
Hatiku mungkin seperti kaca yang sekalinya pecah tidak akan dapat utuh kembali.
Jika hanya berteman denganmu bisa sesakit ini, apa aku berhak menuntut untuk
lebih dari sekedar teman?
Ini bukan dramaku, juga bukan tentang
skenarioku. Tapi inilah takdir yang kita hadapi dalam hidup kita, mungkin ini
belum berujung atau mungkin baru sepertiga awal, tapi mungkin ending bahagia
bukanlah milik kita. Kita sudah sama-sama dewasa, sudah harus mengerti harus
bersikap seperti apa, tolong jangan ada drama kekanakkan diantara kita yang
bisa menyakiti satu sama lain. Jika memang kita hanya bisa berteman,
bersikaplah seperti layaknya teman. Karna mungkin ini yang terbaik untuk kita,
dan aku kembali diam dalam luka yang entah kapan akan hilang~
Komentar
Posting Komentar