Langsung ke konten utama

Kemana kebahagiaan itu?

         sad story antara keluarga dan juga cinta yang tak berbalass...   

Ketika kita sudah tidak lagi saling memperhatikan, ketika itulah aku harus berhenti untuk mencintaimu. Aku tidak pernah menyangka sebelumnya, perjuangan cintaku harus berakhir sebelah tangan. Rasanya sangat berat bagiku untuk berhenti memberikan perhatian untukmu, tapi hatiku juga lelah memperjuangkan semuanya sendirian. Belasan bulan sama sekali tidak ada artinya untukmu, terlebih untuk cintaku yang mungkin tak pernah kamu anggap. Ingin rasanya aku meronta, aku menyesal, menyesal pernah mencintaimu. Seharusnya aku tau sejak awal, bahwa hubungan kita tidak akan mungkin lebih dari teman. Mungkin berat bagiku, andaikan aku mengatakannya, dapat kupastikan kamu akan lebih bisa menghargai perasaanku.

            Semuanya mengingatkanku akan pernah hadirnya dirimu, kamu seperti bayangan yang tak dapat kusentuh. Kamu datang dan pergi sesuka hati. Seenak hati kamu memainkan perasaanku tanpa sebuah alasan yang tepat. Jika aku boleh berkata jujur, mungkin aku adalah orang yang pertama kali kecewa pada sikapmu. Atau mungkin aku adalah orang yang jatuh tersungkur dan tidak dapat bangkit lagi. Seperti tak ada kebahagiaan dalam hidupku. Keluargaku, orang yang paling dekat denganku tak pernah bisa mengerti perasaanku. Mereka selalu menyalahkanku tanpa menjelaskan apa salahku. Dan aku hanya bisa menangis penuh harap mereka akan mengetahui apa yang sebenarnya aku rasakan. Kamu, yang dulu selalu memberiku semangat juga mengerti akan kebutuhan seakan berubah menjadi sosok yang tak pernah kukenali sebelumnya. Kamu seperti menjauh, seperti mengejar angan yang kutau mungkin itu cinta yang selalu kamu dambakan. Saat ini, bagiku tidak ada lagi hal yang penting yang harus kufokuskan pada fikiran utamaku. Bagaimanapun aku seperti kunang-kunang yang kehilangan cahaya, seperti orang yang telah kehilangan perhatian dari orang yang kusayang.

            Berulang kali kukerjapkan, berharap ini hanyalah sebuah ilusi. Tapi berulang semuanya adalah kenyataan yang harus segera kuhadapi. Kemana kalian disaat aku benar-benar membutuhkan kalian. Aku merasa seperti orang yang kesepian, tidak ada yang memperdulikan, tidak ada yang memberi perhatian. Dan hidupku seakan hambar tak berwarna sedikitpun. Coba jelaskan dimana letak salahku hingga kalian berubah seperti ini. Apa kesalahanku tidak bisa lagi  kalian maafkan? Aku tau, aku bukanlah sosok sempurna yang kalian harapkan, banyak kekurangan yang ada dalam diriku. Tapi apa aku salah jika aku menuntut perhatian dari kalian? Jika ini salah, katakan apa yang sebenarnya benar. Bagaimanapun aku juga manusia yang tidak bisa hidup sendiri. Kamu.. seolah pembohong yang paling besar. Seseorang yang munafik, yang dengan mudahnya mengingkari  janjinya, yang dengan mudahnya mencampakkanku tanpa memperdulikan bagaimana  perasaanku sebenarnya. Andaikan kita bisa bertukar hati, andaikan kamu merasakan apa yang aku rasakan. Mungkin kamu akan mengerti seperti apa rasanya dicampakkan, seperti apa rasanya kehilangan saat kita menyayanginya. Seperti apa rasanya dijatuhkan saat kita sedang terbang tinggi. Sakit! Meski aku tidak dapat menunjukkan wujud sakit itu, tapi aku ingin menunjukkan seperti apa rasa sakit itu.

            Jika aku memang tidak pantas menjadi bagian darimu, jika aku memanglah beban untukmu dan juga keluargaku. Ajari aku, ajari aku untuk berhenti menjadi bayang-bayang yang menyulitkan untuk kalian. Aku tidak bisa melakukannya sendiri. Kalian, kalianlah yang mengajariku bagaimana rasanya bahagia tapi kenapa harus kalian juga yang mengajariku arti sakit yang mendalam ini. Semua yang kurasakan adalah hal yang tak pernah kalian bayangkan. Tangisan ini seolah bukanlah hal yang penuh arti buat kalian, seperti tak berharga. Kenapa harus aku yang merasakan sakit ini? Hatiku bukanlah batu yang tetap tegar meskipun terkikis air, tapi hatiku adalah kaca yang sekali pecah tidak dapat utuh kembali.

            Bayangkan. Bayangkan bila kalian berada diposisiku. Apa kalian akan mengatakan hal yang sama? Selama ini aku memendamnya, aku berusaaha menutupinya lewat senyum yang sama sekali tidak pernah kulukis dengan hatiku dan kalian dengan bodohnya menganggap aku baik-baik aja. Tolong katakan, aku yang terlalu bodoh atau kalian yang terlalu polos?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

WAKTU YANG MENGALIH

WAKTU YANG MENGALIH… 14 february 2000 Perahu Kertas Navy tersenyum melihat album fotonya, gadis kecil ini memang mempunyai sahabat yang sangat menyayanginya. Sahabat yang ia kenal sejak ia berusia tiga tahun. Awal pertemuannya begitu indah, saat itu ia tengah bermain perahu di pantai dan saat itu pula ia bertemu dengan sahabatnya, dan hingga kini ia masih bersahabat dengan Fachri. Fachri, ia memang terlahir dari keluarga yang berkecukupan, namun tak jarang ia tidak mendapatkan kasih sayang  dari orang tuanya. ****     

Untukmu yang merasa sendiri

Untukmu yang merasa sendiri, Untukmu yang merasa bahwa tidak ada seseorang yang mengerti apa maumu, Untukmu yang merasa bahwa semua orang tidak ada disaat kamu butuh, Untukmu yang merasa bahwa hidupmu hanya persoalan kamu dan juga kamu Aku memahami duka dan lukamu, Aku memahami bagaimana kamu merasa kesepian padahal kamu sedang berada dalam keramaian, tenanglah kamu tidak perlu khawatir. Dukamu akan menguatkanmu. Terluka, Tanpa orang tau dan tanpa orang mengerti. Bahkan dirimu pun tidak mengerti seperti apa rasanya tapi kamu tau bahwa kamu terluka. Batinmu terlalu lemah, kamu tidak bisa berbagi dengan siapapun selain dengan dirimu sendiri dan juga dengan penciptamu tentunya. Berulang kali kamu ingin menangis tapi kamu tidak mampu menunjukkannya pada orang lain. Dan jika air matamu itu tumpah saat itu, aku tau bahwa itu adalah ketidakmampuanmu memendam apa yang sudah lama kamu pendam. Tapi ingatlah bahwa ada Allah yang tidak akan meninggalkanmu, ada Dia yang akan lebih memaham

LEBIH DARI INDAH

LEBIH DARI INDAH Yang namanya dihianati itu sakit ! apapun bentuknya, mau yang menghianati keluarga, pacar, sahabat tetep aja sama rasanya, SAKIT ! Gue bingung sama sahabat gue, akhir-akhir ini gue perhatiin dia sombong banget sama gue. Yaya gue emang nggak satu sekolahan sama dia ! rumah pun jauhan ! sekarang, dia sering banget cuekin sms gue, telpon gue pun nggak pernah diangkat sama dia ! emang gue segitu ngeganggunya ya ? sampe-sampe dia tega banget ngelakuin itu ke gue. Gue udah coba  sabar ke dia, gue tetep positive thingking, meski hati gue nggak bilang kayak gitu. Gue inget banget dulu dia pernah bilang, kalo apapun yang terjadi kita nggak boleh sombong dan kita tetep bersahabat forever and ever. And now ? semuanya berubah ! gue ngerasa dia bukan sahabat yang gue kenal dulu dia udah berubah. Bener-bener berubah !