Aku, Kamu dan Dia
Entah
keajaiban apa yang hadir dalam kehidupannya. Mungkin Tuhan masih menyayanginya
dan memberikan kesempatan untuknya agar dapat memanfaatkan kehidupan ini.
Memang benar, bila Allah telah berkehendak hal yang tak mungkin pun bisa
terjadi. Gadis berusia 19tahun ini terlihat sehat
layaknya anak remaja seusianya. Siapa
yang sangka bahwa dirinya tak setegar yang mereka kira, tak sekuat yang mereka
pikirkan dan tak sama sehatnya dengan mereka. Namun itu tak mematahkan
semangatnya untuk terus berjuang dalam hidup ini. Penyakit nephrosclerosis yang dideritanya sejak lahir tak menjadi penghalang untuk meraih
segala cita-citanya. Ia hanya hidup dengan seorang ayah yang sekaligus menjadi
ibu untuknya. Ayahnya pernah bercerita bahwa ibunya telah meninggal dunia
setelah melahirkannya, bukan karna dia ibunya meninggal tapi karna penyakit
jantung yang diderita ibunya. Saat ini
ia tengah duduk di ruang tengah ditemani dengan sinetron kesayangan ayahnya.
Namun tiba-tiba ia merasakan sakit di sekujur tubuhnya, ayahnya yang melihat
anaknya kesakitan mulai panik. Dengan cepat ia menggendong gadis itu kedalam
mobil dan melajukannya dengan cepat.
“kamu bertahan ya
sayang,..sebentar lagi kita sampai di rumah sakit” tubuh ayahnya bergetar. Rasa
cemas, takut, khawatir berbaur menjadi satu. Bahkan konsentrasinya dalam
menyetir mobil mulai pudar sampai akhirnya kecelakaan hebat tak dapat
dihindarkan. Mobil yang ditumpanginya berguling dijalanan beraspal, kepala sang
ayah membentur setir mobil dengan darah segar yang terus mengalir dari hidung
serta telinganya. Sementara gadis itu tak sadarkan diri dengan luka
dikeningnya. Ayahnya yang sempat sadar menggenggam erat tangan buah hatinya.
“bertahan sayang..demi
ayah,..”
****
Dia
duduk di kursi rodanya, bersama perawat yang telah merawatnya sejak kecil.
Hatinya sakit melihat orang yang ia sayang terbaring dalam ruangan serba putih
dan berselang infus. Ia menangis, menangis. Ia menyentuh kaca ruangan itu
sambil terus menangis.
“terdapat
penggumpalan darah di kepala pasien akibat kecelakaan yang menimpanya, dan ini
mengakibatkan pasien tersebuat mengalami koma” kalimat pertama yang keluar dari
mulut dokter setelah keluar dari ruangan ayahnya seakan menyayat hatinya,
tangisnya semakin pecah ia bingung apa yang harus ia lakukan dalam kondisi
seperti ini.
“lakukan operasi untuk
ayah saya..” pintanya pada dokter.
Ia hanya bisa pasrah,
berharap keajaiban akan turun saat ini. Ia masih duduk manis di kursi rodanya
sambil terus menangis. Kondisinya yang semakin memburuk ia hiraukan begitu
saja. Berulang kali perawat yang
menemaninya memintanya untuk kembali ke kamarnya dan beristirahat. Ia menolak,
ia bertekad ingin menemani ayahnya sampai operasi itu selesai. Dari kaca
ruangan ia lihat ayahnya kesakitan, lagi-lagi ia menangis.
“apa yang terjadi pada
ayahku suster ? kenapa dia kesakitan seperti itu.” Perawat itu terdiam beberapa
saat sambil terus membelai rambutnya.
“dalam operasi seperti
ini, pasien tidak diberi obat bius.. tapi kamu harus sabar, kamu harus yakin kalo
ayah pasti akan kuat..” jawabnya sambil terus berusaha menenangkan gadis itu.
Gadis itu tak sanggup menyaksikan semua ini, menyaksikan ayahnya yang tengah
berjuang melawan maut. Butiran air mata terus membasahi pipinya.
“Ayah, aku tak sanggup
melihat ayah seperti ini,” teriaknya, bahkan dokter yang sedang berada dalam
ruangan itu sempat menghentikan aksinya karna mendengar teriakan gadis ini.
----
Dokter keluar dari
ruangan ayahnya, ia menghampiri seorang gadis yang masih tetap duduk manis
sambil menundukkan kepalanya.
“Fee...”panggil seorang
perawat cantik yang berada di sampingnya. Ia mengangkat kepalanya, dilihatnya
seorang dokter tengah berdiri dihadapannya. Beribu pertanyaan muncul dibenaknya
! bagaimana kondisi ayahku ? apakah ayahku selamat ? baik-baik saja ? atau
malah ?-
“maaf.. kami telah
berusaha semaksimal mungkin. Tapi malaikat maut telah bergerak lebih cepat,..”
kata pertama yang keluar dari mulut dokter setelah mengoperasi ayahnya.
Tangisnya semakin menjadi-jadi. Ia semakin tak menyangka, selama ini ia yang
sakit. Ia yang selalu divonis akan pergi dari dunia ini dalam waktu yang
singkat. Tapi sekarang ? kenapa ayahnya yang pergi meninggalkannya duluan ?
kenapa ? ia sangat terpukul akan semua ini !
“ayahh...” teriaknya
histeris. Ia mulai kehilangan keseimbangan, perlahan pandangannya mulai kabur,
kabur dan menghilang.
****
Ia membuka matanya
dengan perlahan, berusaha mencerna dimana ia berada sekarang. Dilihatnya
ruangan serba putih disekitarnya, dokter serta perawat yang berada dalam
ruangan itu hanya terdiam dan menatap bola matanya.
“suster...”panggilnya
pada perawat yang telah menemaninya sejak kecil. Perawat itu mendekat
kearahnya, tetesan butiran lembut mulai menetes dari mata perawat itu.
“aku punya satu keinginan
yang sampai sekarang belum bisa aku wujudkan.,”
“apa sayang..?” tanya
perawat itu,
“ aku ingin ‘Aku, kamu
dan Dia adalah satu’. Aku adalah aku, kamu adalah ibuku dan dia adalah ayahku. tapi, selama ini aku belum bisa mewujudkan
keinginan itu karna ibu telah pergi dari dunia ini. ”lirihnya, perawat itu terdiam. Ia tak
mengerti akan ucapan pasiennya.
“Saat kamu dan dia
bersatu maka aku akan berada disamping mereka...” ia terdiam beberapa saat,
berusaha mengatur nafasnya.
“dan sekarang aku ingin
mewujudkan keinginanku” lanjutnya, perawat itu menggenggam erat tangan gadis
itu. Seolah ingin pasiennya tetap bertahan untuk hidup.
“kamu gadis tegar
sayang, kamu pasti bisa bertahan, dan melawan rasa sakit itu..” ujar perawat
dengan lirih. Gadis itu hanya tersenyum kearahnya, dan kemudian menggeleng
pelan. Nafasnya semakin tak beraturan, wajahnya semakin pucat. Air mata
berharga menetes dari pelupuk matanya. Ia menggenggam tangan perawat itu dan
meletakannya pada bagian dada tepat dimana letak hatinya.
“suster, bawa aku ketempat ayah dan ibu berada
sekarang..,” pintanya, ia menghembuskan nafas terakhirnya di ruangan serba
putih itu. semua dokter serta perawat yang berada dalam ruangan itu tak kuasa
untuk menahan tangisnya.
Dan kini semua telah
berakhir. Tak ada yang tak mungkin dalam kehidupan ini. Siapa yang tau akan
takdir ? berapa lama kita akan hidup didunia ini ? berapa lama kita akan
menghirup udara segar di dunia ? berapa lama kita akan menjalani kehidupan yang
penuh dengan liku-liku ? berapa lama
kalian akan tertawa bersama keluarga, serta kerabat kalian ? berapa lama kalian
merasakan hangatnya sebuah keluarga dan indahnya sebuah persahabatan ? berapa
lama---. tak ada yang tau akan semua itu. hanya Allah yang tau temaannn..* zZZz..
Ending
Komentar
Posting Komentar